Satpol PP vs. Wanita Hamil di Kabupaten Gowa
Seorang pria Satpol PP menyerang seorang ibu hamil dari Kabupaten Gowa di wilayah Sulawesi Selatan dalam razia untuk memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Namun, Pemkab Gowa menyatakan wanita tersebut tidak hamil.
Aksi petugas Satpol PP ini terekam dalam sebuah video yang kemudian menjadi viral. Pria yang belakangan diketahui bernama Ivan (24), awalnya bersitegang dengan Satpol PP. Perkelahian kemudian diakhiri dengan pukulan petugas Satpol PP Ivan. Istri Ivan juga dipukuli.
Ivan mengatakan, aksi mogok di Warkop maupun di rumahnya di Panciro, Gowa, terjadi pada Rabu (WITA) sekitar pukul 20.40 (14/7). Diakuinya, pemeriksaannya ditutup beberapa hari lebih awal karena adanya PPKM.
Namun, Ivan hanya menutup sebagian pintu Warkop karena ia sendiri hidup untuk menopang banyak produk. Lalu tiba-tiba banyak orang datang ke tempat kerja.
“Begitulah, salah satu PPKM perempuan (petugas) menghukum istri saya karena pakaiannya seksi, apa hubungannya PPKM dengan pakaian seksi? Itu kepala pekerjaan dan rumah. Itu normal dalam piyamanya, jadi istri saya marah. , “dia berkata. Ivan.
Ivan mengaku petugas PPKM memang protes karena musik di tempatnya masih terdengar. Ivan juga mengakui bahwa musik melayani tujuan persetujuan.
“Awalnya tim PPKM masuk karena mendengar suara musik, padahal kami tutup dan mati lampu. Dan tim PPKM tidak melihat ada pengunjung, melihat kami hidup (produk yang disetujui di media sosial. Dan bertanya mengapa dia berbicara. Musiknya, katanya.
Ivan mengatakan pernyataan itu menarik perhatian petugas wanita PPKM dan langsung meminta maaf dan pergi.
“Tapi tiba-tiba ada artikel dari Satpol PP yang cerewet dan menunjuk-nunjuk, istri saya menyuruh saya santai saja,” katanya.
Mereka mengatakan pegawai Satpol PP itu marah, sehingga istri Ivan menantangnya lagi karena dianggap tidak melakukan kesalahan. Ivan juga mengaku menenangkan yang disebut Satpol PP, tapi justru dianiaya.
“Istri saya bilang saya menghormati aturan pemerintah, saya tidak melanggar apa pun. Saya bilang jangan lakukan itu Pak, istri saya hamil. Jadi dia langsung memukul saya,” katanya.
Ivan Fra juga mengalami penganiayaan saat dia mencoba melindunginya.
ibu hamil 9 bulan
Ivan mengatakan kondisi istrinya rentan karena sudah hamil 9 bulan. Saat penuntutan berlangsung, Ivan mengatakan bahwa istrinya juga telah menerima pembebasan, yang katanya ada hubungannya dengan kondisi kehamilan istrinya.
“Iya, istri saya benar-benar hamil dan saya cerita bagaimana petugas datang,” pria dipukul Satpol PP saat razia PPKM, Ivan, saat ditemui polisi di Gowa, Kamis (15/7) pukul. / 2021).
Sementara istrinya, Amriana, masih dirawat di Rumah Sakit (RS) atas kejadian tersebut.
“Korban sendiri saat ini dirawat di RS Seuszh Yusuf,” kata Kapolsek GWA Dr Goffaruddin Pulungan kepada wartawan di Polres Gowa, Kamis (15/7).
Polisi juga menyelidiki laporan bahwa Amriana hamil 9 bulan atau tidak.
“Sebenarnya ada informasi yang beredar bahwa orang tersebut hamil. Tapi untuk memastikannya, kita harus menunggu sampai pihak medis mengatakan hasil tes untuk melihat apakah orang tersebut hamil atau tidak,” katanya.
Adapun hasil visum, kedua korban mengalami luka-luka.
“Dari hasil pemeriksaan di kamar jenazah, kami melihat keduanya mengalami memar di bagian wajah sebelah kanan,” imbuhnya.
Versi Pemerintah Kabupaten Gowa
Arifowdin Zaeni, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Gowa, membantah kesaksian Ivan. Hal ini terlihat dari penolakan istri Ivan, Amriana, yang tidak ingin menguji kehamilannya.
“Dia (wanita yang dipukul Satpol PP) tidak hamil. Saat mau USG, dia tidak mau. Wanita ini tidak hamil,” kata Arifuddin saat ditanya wartawan, Kamis (15). / 7.
Arifuddin juga heran karena Amriana tidak mau dites dengan USG setelah tes tanaman tidak menunjukkan tanda-tanda kehamilan.
“Tes Plano tidak menunjukkan gejala kehamilan. Ketika mereka menginginkan USG lanjutan, mereka tidak menginginkan USG. Apa artinya itu?” dia menambahkan.
Selain itu, pemerintah Gowan tidak mempersoalkan pemerintah Ivan dengan polisi tentang keruntuhan bank tersebut.
“Tentu akan kita atasi, itu tidak bisa dicegah karena memang ada haknya (membuat laporan polisi),” ujarnya.
Pelantikan Bupati Gowa
Adnan Puchrita Ichsan, Bupati Gowai Marah ke Satpol PP Marda dan Hamdan. Adnan meminta Mardani untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
“Saya langsung telepon tadi malam. Begitu mendapat laporan dan video (viral), saya langsung telepon dia,” kata Adnan kepada wartawan di situs resminya, Jalan Masjid Raya, Gowa, Kamis (15). ) telah bertemu. ). / 7/2021) nut.
Adnan mengaku mengenal Mardani. Dia juga meminta untuk menandatangani petisi kekerasan.
“Yang bersangkutan sekretaris Satpol, jadi saya tahu dan tentu saya kenal dia. Saya langsung telepon dan minta (klarifikasi) kalau ada kejadian seperti itu,” ujarnya.
Saat Adnan berbicara di telepon, Adnan mengatakan bawahannya mengakui bahwa razia PPKM di rumah-rumah kekerasan atau pemukulan terhadap pasangan suami istri itu berwarna-warni. Adnan mendengarkan kesaksian langsung Mardani dan kemudian meminta bawahannya untuk bertanggung jawab atas kasus tersebut.
“Jadi saya katakan apa yang Anda lakukan. Anda sebagai orang Gowai harus berani bertanggung jawab. Dan dia bilang saya siap bertanggung jawab,” katanya.
Soal sanksi, Adnan mengaku tegas tidak akan memberikan preferensi. Dia juga mengatakan Mardani bisa menghadapi sanksi berat setelah diselidiki oleh inspektorat resmi Gowai.
“Nanti kita lihat kontrolnya, tapi kalau saya, karena kami membuat keputusan dan kebijakan sesuai aturan dan regulasi yang ada, saya harap dia dihukum berat,” katanya.