Bank BJB Tetap Berkembang Ditengah Pandemi, Begini Caranya
Bank bjb memiliki sejumlah strategi untuk mengembangkan bisnisnya di tengah wabah COVID-19. Salah satunya adalah fokus pada digitalisasi bisnis melalui layanan perbankan digital.
Yuddy Renaldi, presiden direktur bank bjb, mengatakan peluncuran berbagai platform digital bank untuk bjb dimulai pada awal 2020, tak lama setelah mereka “disambut” oleh epidemi COVID-19. Oleh karena itu, bank bjb terus mengoptimalkan layanan digital, dimana peningkatan jumlah rekening (NoA) tumbuh secara eksponensial.
Yuddy menjelaskan, setidaknya ada tiga layanan bjb digital banking yang mengalami pertumbuhan di masa pandemi. Aplikasi Bank BJB Mobile Banking yaitu bjb Digi berhasil mencapai pertumbuhan yang signifikan sejak Desember 2020 hingga Juni 2021. Selama ini, pertumbuhan bjb Digi tercatat sebesar 121,20%.
Selain itu, pertumbuhan trader QRA bank bjb, NoA (bjb DigiCash), juga terlihat tinggi. Pada Desember 2020, jumlah seller QRIS Bank bjb sebanyak 7458 NoA. Pada pertengahan 2021, jumlahnya meningkat 20 kali lipat.
“Sekarang sudah mencapai 154.368 NoAs. Kami menghitung untuk menambah 1 juta NoAs ke QRIS. Ini juga akan berkontribusi pada peningkatan penerimaan fee bank dari transaksi e-channel bjb,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/7). . ) / 2021).
Dalam acara obrolan virtual tentang update ekonomi Kebangkitan Ekonomi Indonesia yang disiarkan oleh CNBC Indonesia, Yuddy mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah pengguna juga dicatat oleh bjb LAKU (Layanan Akses Kredit UMKM) yang memberikan kredit online kepada Pelaku UMKM.
Yuddy mengatakan, digitalisasi perbankan dan layanan BJB juga dijamin dengan hibah Capex sebesar Rp 850 miliar untuk pengembangan TI dan keamanan. Salah satunya menerapkan sistem anti fraud.
“Untuk menjamin keamanan dan kenyamanan nasabah melakukan transaksi perbankan digital dengan bank bjb,” ujarnya.
Pendanaan selektif
Yuddy juga mengatakan, salah satu hal yang paling penting untuk diketahui di masa pandemi adalah mempertimbangkan peningkatan kebutuhan pendanaan. Di Jawa Barat dan Banten, kata dia, permintaan sektor konsumer masih tinggi.
“Pertumbuhan kredit Bjb bank secara year-on-year di segmen komersial dan sosial sebesar 20,33%, UMKM sebesar 18,05% dan segmen konsumer mainstream sebesar 4,18%,” ujarnya.
“Permintaan pertumbuhan ekonomi di Jabar masih cukup tinggi. Permintaan terus tumbuh, sehingga pendanaan dilakukan secara selektif,” tambahnya.
Selain itu, Yuddy mengatakan sektor lain yang masih tumbuh cukup baik dan baik hingga Juni 2021 antara lain transportasi, penyimpanan, komunikasi dan makanan. Bank bjb berkomitmen kuat untuk turut serta dalam pemulihan perekonomian nasional selama dan setelah wabah COVID-19. Hal ini terlihat dari penyaluran dana PUN (Penempatan Uang Negara) yang dilakukan selama dua periode.
“Dana PUN yang akan disimpan dari ID 2020 menjadi Rp 2,5 triliun akan dihabiskan sebesar Rp 5,3 triliun. Jumlah dana yang sama akan kita buat lagi pada Februari 2021. Pada pertengahan 2021 sudah mencapai 4,3 triliun, menurut Yudi.
Pada kesempatan yang sama, Deputi Komisioner OJK Bidang Stabilitas Sistem Keuangan, Agus Edy Siregar, di tengah kondisi perekonomian nasional yang secara umum lesu akibat COVID-19, menilai stabilitas sektor keuangan akan tetap terjaga meski relatif tertekan. . dan penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Darurat (PPKM).
Hal ini terlihat dari IHSG yang selalu stabil, aksi penggalangan dana yang masih tinggi di pasar modal serta jumlah investor yang terus bertambah.
“Selain itu, kredit perbankan masih cukup tinggi. Risiko kredit masih di bawah threshold. Pinjaman restrukturisasi untuk COVID-19 juga menurun,” katanya.
Namun, Agus mengatakan dunia perbankan masih memiliki tantangan tersendiri untuk bertahan bahkan tumbuh positif di tengah wabah COVID-19. Besarnya tantangan tersebut tergantung pada keberhasilan upaya pemerintah untuk mengembalikan penyesuaian Bank pada situasi genting.