Orang Kaya Jual Rumah di Pondok Indah.
Banyak sekali rumah mewah di kawasan elit Lego saat pandemi. Bagaimanapun, harga yang ditawarkan juga lebih murah dari biasanya, setidaknya menurut beberapa broker, telah turun setidaknya 50% di beberapa area.
Ada banyak alasan mengapa orang kaya menjual rumah mereka. Permulaan bisnis dipengaruhi oleh pandemi, dengan semakin sedikit orang yang menyewa rumah, terutama dari pasar luar negeri. Maklum, banyak real estate mewah di kawasan elite ini dimiliki oleh investasi, bukan perumahan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa banyak properti kaya yang dijual, dirangkum oleh CNBC Indonesia.
Epidemi berkepanjangan
Menurunnya daya beli masyarakat dan krisis akibat pandemi memaksa sebagian orang menjual properti, salah satunya rumah. Kondisi ini terjadi di kawasan elite seperti Menteng, Pondok Indah, Kelapa Gading, Kemang.
“Sekarang banyak pilihan, banyak yang mau jual. Mau jual dimana, harganya disesuaikan,” kata Clement Francis, Presiden Asosiasi Real Estate Indonesia (AREBI) DKI Jakarta, CNBC Indonesia.
Menurut dia, pada kategori penjualan, pasokan rumah mewah meningkat 3-4 kali lipat dibandingkan sebelum pandemi. Mungkin karena banyak bisnis kaya yang terkena dampak pandemi.
Bisnis Reich berhenti
Clement menjelaskan bahwa alasan penjualan seringkali terkait dengan situasi keuangan pemiliknya. Diakuinya, banyak rumah dijual karena keuangan pemiliknya terancam.
“Dalam situasi saat ini, banyak pengusaha atau tuntutan yang berbeda untuk menjual real estat mereka. Mengapa? Mungkin mereka yang memenuhi bisnis atau kebutuhan lainnya. Situasi saat ini sudah kami rasakan sejak pertengahan 2020,” Clement kata.
Spekulan ke spekulan
Banyak orang kaya berinvestasi dalam kekayaan. Mereka memperkirakan harga rumah bisa naik sesuai kebutuhan karena permintaan dari sejumlah besar kelompok usia produktif meningkat. Namun, efek pandemi telah mengurangi permintaan, sehingga orang kaya dalam situasi saat ini membutuhkan lebih banyak aset likuid daripada uang tunai.
“Orang kaya, sebagai pemilik rumah mewah, tidak hanya memiliki rumah, tetapi juga belasan bidang tanah. Jadi untuk mengumpulkan spekulasi, karena tidak ada gunanya dalam situasi saat ini. Mereka juga membutuhkannya untuk pribadi atau bisnis. Maksud “Pasti tidak ada stoknya,” kata Kepala Ekonom dan Rektor Didik J. Rachbini dari Universitas Paramadina kepada CNBC Indonesia.
Saat ini, real estate seperti rumah tidak lagi menjadi instrumen spekulatif karena gengsi mulai menurun. Penjualan memiliki potensi keuntungan lebih pada saat ini.
Harga berpotensi lebih rendah
Didik juga menjelaskan, harga rumah mewah bisa turun. Karena stok rumah kosong meningkat di tengah epidemi, dan sebagai tambahan ada lebih sedikit penggemar rumah di pasar sekunder, ini mengarah pada harga yang lebih rendah.
“Sekarang kita tidak tahu berapa lama Covid-19 akan berlangsung. Sampai crash (harga), kebanyakan orang akan membeli spekulan. Itu tugas spekulan, tidak ada hubungannya dengan ekonomi saat ini. Siapa yang mau mewah? beli rumah ? ”Sekarang kondisinya seperti saat ini. Mereka tidak bisa hanya orang yang membeli, spekulan yang menjual, spekulan,” kata Didik J. Rachbini, kepala ekonom INDEF.
Expat Loyer House Maret turun
Rumah mewah di kawasan elite Pondok Indah, Kelapa Gading dan Menteng kerap menjadi rumah bagi orang asing yang bekerja di Indonesia. Pemilik pemilik rumah mengubah rumah ini menjadi perusahaan persewaan. Namun, bencana terjadi ketika orang asing itu tidak lagi menyewa rumah dan memutuskan untuk pulang.
“Kalau kita lihat Pondok Indah, sudah banyak yang ingin menjualnya sejak 2019. Saat itu wabah ini seperti jamuran karena tidak ada syarat sewa. Lebih sedikit orang asing yang berpikir untuk menjual rumahnya,” jelas konsultan Indonesia Monica Koesnovagril.
Monica mengatakan DKI sedang berbicara dengan pemilik rumah di kawasan elit di Jakarta. Tren ini sudah berlangsung sejak 2019, menyarankan kawasan Pondok Indah di Jakarta Selatan. Pasalnya, permintaan sewa dari orang asing saat itu menurun, apalagi saat ini situasi pandemi semakin parah.